Perkembangan Alat Musik Tanjidor, sebagai Warisan Kolonial untuk Suku Betawi

 

Sebagian dari masyarakat betawi mungkin sudah tidak asing dengan kesenian tradisional Tanjidor. Penamaan Tanjidor sendiri berasal dari bahasa Portugis tangedor,yang berarti alat musik berdawai. Siapa sangka alat musik ini menjadi warisan dari bangsa portugis untuk betawi. Penasaran bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak ulasan pada artikel berikut ini!

Sejarah Perkembangan Kesenian Tanjidor

Menurut beberapa sumber menyebutkan bahwa, Tanjidor berasal dari bangsa Portugis yang pada saat itu datang ke Betawi sekitar abad ke-14 hingga abad ke-16 masehi. Musik Tanjidor pada masa kolonial digunakan oleh sejumlah budak pribumi untuk menghibur tuannya. Pada masa kolonial, banyak banga pribumi yang memainkan alat musik ini untuk mengiringi pada pesta dansa.

Pada tahun 1860, sistem perbudakan dihapus, dan para budak yang dulunya merupakan pemain musik ini, membentuk suatu perkumpulan musik baru yang dinamakan sebagai Tanjidor. Selain itu, dahulu juga banyak orang yang menggunakan alat musik tradisional Tanjidor ini untuk mengamen dan menggelar pertunjukan musik jalanan.

Perkembangan Tanjidor di Era Modern

Zaman semakin berkembang, perkembangan dari alat musik Tanjidor juga semakin berkembang pula di masyarakat Betawi. Jika dahulu musik Tanjidor ini sering digunakan untuk membawakan lagu-lagu Eropa, kini masyarakat betawi juga mulai memainkan lagu-lagu dengan irama musik khas suku Betawi.

Di era modern saat ini, musik Tanjidor, masih sering digunakan sebagai pengiring pawai atau arakan pengantin khas Betawi. Dilansir dari artikel Lembaga Kebudayaan Betawi, beberapa lagu yang dibawakan untuk musik Tanjidor ini masih banyak juga yang mengandung unsur lagu Belanda, meskipun dibawakan dengan pengucapan betawi.

Itu tadi ulasan singkat mengenai kesenian Tanjidor yang ternyata menjadi salah satu kesenian warisan dari bangsa Portugis pada masa kolonial dahulu. Hingga saat ini, musik Tanjidor juga masih sering digunakan ketika dalam acara pernikahan dengan iringan dari lagu-lagu seperti Batalion, Delsi, Kicir-kicir dan Cente Manis.

Perkembangan Alat Musik Tanjidor, sebagai Warisan Kolonial untuk Suku Betawi
Scroll to top