Keselamatan merupakan aspek penting dalam segala hal. Semua orang tidak menginginkan keselamatan dirinya terancam termasuk saat melakukan pekerjaan. Dalam suatu industri manufaktur yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan dasar dalam proses produksi, pasti sudah tidak asing dengan yang disebut MSDS (Material Safety Data Sheet). MSDS ini sangat penting sifatnya untuk difahami seluruh karyawan terutama yang berhubungan langsung dengan bahan kimia tersebut. Setiap penanganan terhadap suatu bahan kimia harus sesuai dengan yang tertulis dalam MSDS sehingga dapat meminimalisir/ terhindar dari kecelakaan kerja.
Tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas sebab terjadinya kecelakaan kerja sampai sekarang merupakan human error. Human error ini sering terjadi karena masih banyak yang kurang memahami tentang MSDS ini atau bahkan faham mengenai MSDS tapi tidak memperdulikannya sehingga keselamatan diri sendiri yang terancam. MSDS merupakan informasi tentang bahan kimia tersebut mulai dari sifat fisik, kimia, dampak paparan, cara penanganan, dan lain-lain. Semua data yang tertera pada MSDS merupakan prosedur keselamatan kerja untuk dipatuhi dan dilaksanakan sehingga semua yang berinteraksi langsung dengan bahan kimia tersebut dapat terhindar dari kecelakaan kerja yang bisa saja akan fatal dan menimbulkan kematian.
Informasi yang Tertera pada MSDS
Dalam MSDS tertera banyak sekali informasi tentang bahan kimia tersebut. Informasi yang tertera berkaitan dengan keselamatan saat penggunaan bahan kimia tersebut. Aspek-aspek yang tertera tentang keselamatan saat penggunaan bahan kimia ini meliputi manusia, prosedur dan peralatan/bahan. MSDS ini disajikan dalam bentuk tabel tentang rangkuman penanganan sebuah material kimia. Tabel tersebut berisi tentang identifikasi bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia ini, komposisi material yang terkandung dalam bahan kimia, pertolongan pertama jika terjadi paparan, ukuran kecelakaan pemaparan, cara penyimpanan dan penguasaan bahan kimia tersebut, alat dan cara proteksi diri, sifat fisik maupun kimia dari bahan tersebut, reaktifitas dan kestabilan terhadap interaksi pada suatu zat. Informasi toksiologi, informasi ekologi, informasi transportasi, sumber yang diambil untuk membuat MSDS, dan lain-lain. Semua yang berhubungan dengan zat kimia pasti memiliki MSDS, sudah menjadi instruksi dari WHO bahwa setiap penanganan sebuah zat kimia harus disertai MSDS sebagai acuan penanganannya sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan akibat human error terhadap bahan kimia tersebut.
Pihak yang Wajib Menerapkan MSDS
Seluruh bahan kimia yang digunakan dalam perindustrian wajib sifatnya memiliki MSDS (Material Safety Data Sheet) sebagai standart penanganan. Tentang keberadaan dan penerapan MSDS ini telah diatur dalam KEPNAKER No. Kep. 187/ MEN/ 1999, PP No. 74 Tahun 2001 dan peraturan Menteri Perindustrian RI No. 87/ M-IND/ PER/ 9/ 2009. Dalam Hazard Comunication Standart 29 CFR 1910.1200, Occupational Standart of Health Administration (OHSA) menyatakan bahwa pihak yang bertanggung jawab membuat MSDS adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi bahan kimia berbahaya. Sedangkan pihak yang wajib menerapkan dan menyampaikan MSDS adalah semua pihak yang berkaitan langsung dengan aliran distribusi bahan kimia tersebut sampai pada penggunanya. Sedangkan pihak yang wajib menerapkan MSDS meliputi, produsen bahan, pemasok bahan, distributor bahan, penyimpan bahan, pengguna bahan (laboratorium, akademik maupun industri) dan pengolah limbah dari bahan kimia tersebut.
Perlu dipastikan bahwa MSDS yang diterima merupakan yang terbaru untuk menghindari kesalahan penanganan akibat perubahan senyawa kimia tersebut. Selain memastikan bahwa MSDS yang diterima merupakan hasil revisi terbaru, pihak yang berinteraksi langsung dengan bahan kimia harus menerima pelatihan memahami dan menerapkan informasi yang tertera pada MSDS tersebut.